Jumat, 20 Desember 2019

PERLUKAH UN DIHAPUS ?




Nama ( NIM )                   : Siti Farisma (180341011)
Program Studi                   : Pendidikan Matematika
Semester/ Kelas                : III/IIIA
Dosen Pengampu              : Eka Rachma Kurniasi, M.Pd.
Instansi                              : STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung




Salah satu topik panas dalam dunia pendidikan dan menjadi pro-kontra di masyarakat Indonesia adalah perihal penghapusan UN yang akan dilaksanakan pada tahun 2021 mendatang oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Penghapusan ini dilakukan agar siswa tidak hanya kuat dari segi penghapalan tetapi juga kuat dari segi kognitif dan sikap. Oleh karena itu, digantikanlah UN dengan sistem baru, yaitu asesmen kompetensi dan survey karakter.

Sistem asesmen kompetensi dan survey karakter ini berupa kombinasi antara literasi, numerasi, dan penguatan pendidikan karakter yang nantinya akan diterapkan pada siswa di pertengahan jenjang sekolahnya, yang mana siswa diupayakan agar bisa lebih mengasah kemampuan memecahkan masalah baik berupa angka ataupun kasus, dan untuk sistem penilaiannya diserahkan kembali ke sekolah.

Dari hal tersebut, perlukah UN dihapus?

Menurut saya akan banyak masalah yang muncul jika UN dihapus.

 Pertama, masalah standar kelulusan. Jika UN dihapus maka tidak ada standar kelulusan yang menentukan seorang siswa lulus atau tidak lulus dari sekolahnya maupun diterima atau tidak diterima di sekolah jenjang berikutnya. Selain itu, karena kelulusan diserahkan ke sekolah dan hanya mengacu pada masing-masing sekolah, hal itu memungkinkan terjadinya perbedaan penetapan kelulusan serta terjadinya nilai yang disulap. Namun, jika UN tetap diterapkan maka standar kelulusan jelas, tidak terjadi manipulasi nilai, dan pastinya standar tersebut berlaku secara nasional.

Kedua, membuat siswa lebih malas belajar. Jika UN dihapus maka akan terjadi peningkatan anak malas belajar. Kenapa?, karena tidak bisa dimungkiri selama UN masih ditetapkan, banyak siswa yang malas belajar apalagi jika dihapuskan. UN bukan hanya menjadi penentu kelulusan saja. Dengan adanya UN akan mendorong siswa untuk semangat belajar dan tahu arti kerja keras, bukan hanya nasib untung saja. Siswa akan lebih menghargai hasil yang dia terima karena sesuai dengan kemampuannya dan menghargai jerih payah kedua orang tuanya yang berusaha memberikan yang terbaik demi masa depannya.

Ketiga, saya tidak setuju dengan pendapat bahwa UN dihapus karena memberatkan  hapalan dan daya ingat. UN ditujukan untuk melatih pengetahuan yang kita pelajari ke dalam soal dengan berbagai tingkatan.
Dapat kita pahami bahwa, tanpa membaca, mendengar, mengingat dan menghapal, kita tidak mungkin bisa melakukan sesuatu dengan baik, apalagi memecahkan masalah. Jika tidak berusaha keras bagaiman mungkin siswa bisa maju. Misalnya dengan menghapal rumus matematika, tabel periodik unsur, dan lain-lain.
Sekarang ini adalah era digital, semua orang mempunyai gawai begitu juga siswa. Dalam keseharian saja, siswa lebih senang menghabiskan waktu dengan bermain media sosial, game, dan mencari jawaban instan di internet daripada melatih diri dengan membedah materi dan soal di buku. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi daya ingatnya.

Keempat, dalam hal survey karakter. Menurut saya daripada hanya menjawab soal survey saja. Lebih baik langsung dilihat dalam penerapannya di kehidupan. Ini dikarenakan, pendidikan karakter merupakan pengetahuan dasar yang harus dimiliki setiap orang mengenai baik dan buruk. Tapi jika siswa sudah bisa melaksanakannya dengan benar dalam kehidupan sehari-hari maka sudah pasti baik.

 Kelima, mengenai UN menjadi momok bagi siswa menurut saya adalah hal yang tidak perlu terlalu dilebih-lebihkan. Karena, tanpa adanya rintangan maka kita tidak akan tahu seberapa besar kemampuan kita. Jangan anggap UN itu adalah penghambat. UN termasuk dari bagian kita untuk menuntut ilmu agar semakin tinggi derajat kita. Jadi, daripada mengeluhkannya lebih baik mempersiapkannya dengan bersungguh-sungguh baik dari doa maupun usaha. Jika kita menerapkan budaya disiplin maka mengerjakan UN tidaklah sesulit yang kita bayangkan.

 Dari penjabaran diatas, pendapat saya mengenai UN yang dihapuskan adalah tidak setuju. Karena kita memerlukan standar kelulusan yang bersifat nasional, bukan tidak rata. Namun, untuk hal program lain yang dilaksanakan sepeti penerapan soal PISA maupun TIMSS, keringanan tugas guru, kemudahan dalam pembelajaran untuk siswa dan gebrakan maju lainnya, saya sangat setuju. Karena, kita perlu inovasi dalam pendidikan agar bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan teknologi. Namun, jika tidak ada standar yang ditetapkan maka akan mempersulit kita untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap soal yang telah dibuat. Sehingga kita tidak bisa mengevaluasi soal untuk kedepannya. Oleh karena itu, saran saya daripada UN dihapuskan lebih baik menyederhanakan komponen di dalamnya, seperti menyesuaikan soal-soal dengan tingkat pemahaman dan kemampuan siswa, memasukkan strategi assesmen kompetensi di dalamnya, serta menetapkan satu buku panduan untuk ujian nasional yang sesuai dengan materi dan soal yang akan diujiankan.


Demikian pendapat saya mengenai penghapusan Ujian Nasional. Melalui tulisan ini, saya tidak bermaksud menyinggung pihak manapun, melainkan hanya beropini dan sedikit memberikan masukkan mengenai judul tersebut. Sekian dan terima kasih.

Bagaimana dengan Anda ?
Ayo, sampaikan pendapatmu di kolom komentar ya !


Akun Penulis:
Fb           : Farisma 'SANNY'
Ig            : sitifarisma11
wa           : 083175127421
Telegram : sitifarisma




Link Terkait:

https://nasional.kompas.com/read/2019/12/12/17472351/rapat-di-dpr-nadiem-paparkan-alasan-hapus-un-materi-padat-ujungnya-menghafal

https://edukasi.kompas.com/read/2019/12/12/12464431/pengganti-un-menilai-kemampuan-literasi-dan-numerasi-apa-itu

WIBhttps://nasional.kompas.com/read/2019/12/13/07265181/saat-nadiem-wacanakan-ganti-sistem-ujian-nasional?page=all




https://minanews.net/un-dihapus-ujian-kelulusan-siswa-ditetapkan-sekolah/


https://news.detik.com/pro-kontra/d-4819075/nadiem-vs-jk-beda-pendapat-soal-ujian-nasional-dihapus-kamu-tim-siapa


Tidak ada komentar:

Posting Komentar